Minggu, 04 Desember 2016

GAYA VAN DER WAALS


Gaya Van Der Waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen). Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda. Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil.
GAYA VAN DER WAALS dibagi berdasarkan jenis kepolaran partikelnya :
1. INTERAKSI ION – DIPOL (MOLEKUL POLAR)
Terjadi interaksi (berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol).
Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.
2. INTERAKSI DIPOL – DIPOL
Merupakan interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Berlawanan kutub saling tarik menarik dan jika kutubnya sama saling tolak – menolak. Partikel penginduksi dapat berupa ion atau dipol lain
3. INTERAKSI ION – DIPOL TERINDUKSI
Merupakan antar aksi ion dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral, menjadi dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya.  Kemampuan menginduksi ion lebih besar daripada dipol karena muatan ion >>> (lebih besar). Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil dari dipol permanen.
4. INTERAKSI DIPOL – DIPOL TERINDUKSI
Molekul dipol dapat membuat molekul netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi antar aksi dipol – dipol terinduksi.Ikatan ini cukup lemah sehingga prosesnya berlangsung lambat
5. ANTAR AKSI DIPOL TERINDUKSI – DIPOL TERINDUKSI (GAYA LONDON)
MEKANISME :
a. Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu bergerak mengelilingi inti.
b. Electron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat.
c. Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul – molekul dipole sesaat.

Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
-          Jumlah electron dalam atom atau molekul
Makin banyak electron yang dipunyai molekul makin besar gaya londonnya.
-          Bentuk molekul

Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipole dibandingkan dengan molekul yang bulat sehingga gaya disperse londonnya akan semakin besar.  Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.

Gaya tarik antar molekul akibat tarikan dipol-dipol, dipol-dipol terinduksi dan antar dipol-terinduksi. Dipol: (1) permanen, (2) terinduksi (akibat induksi dipol “sesaat”). Contoh: CO2 (s) : tarikan dipol permanen antar molekul CO2 I2 (s) : tarikan antar dipol terinduksi.
Kekuatan Ikatan ditentukan oleh:
• Ukuran molekul ↑
• Perbedaan keelektronegatifan ↑
• Jenis dipol: permanen / terinduksi

Umumnya, pengaruh jari-jari (pengaruh induksi) lebih dominan dibandingkan pengaruh kepolaran. Khusus gaya tarik yang disebabkan oleh dipol terinduksi, sering dinamakan dengan gaya London.

Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan.

DAFTAR PUSTAKA

19 komentar:

  1. terimakasih, materinya sangat bermanfaat. saya ingin bertanya, mana yang lebih kuat antara ikatan van der waals dengan ikatan kovalen ya ? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat
      Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari, ikatan yang lebih kuat yaitu ikatan kovalen dikarenakan jika suatu molekul memiliki gaya van der waals maka akan mempunyai titik didih yang sangat rendah dan bersifat permanen sehingga lebih lemah daripada ikatan kovalen.

      Hapus
  2. Terima kasih atas postingannya, sangat bermanfaat 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kunjungannya ke blog saya, semoga bermanfaat:)

      Hapus
  3. Terima kasih atas penjelasannya sangat lengkap dan menarik karena disertai dengan mekanisme terjadinya gaya london

    BalasHapus
  4. Trimakasih materinya, sangat bermanfaat sekali

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas pemaparannya :)

    BalasHapus
  6. terimakasih atas pemaparannya..
    saya ingin bertanya.. kapan terjadinya gaya van der waalz?
    terimakasih

    BalasHapus
  7. Terimakasih atas publikasi nya, semoga bermanfaat bagi yang melihatnyaa

    BalasHapus
  8. Bermanfaat sekali nih materinya, terimakasih ya Mutiara atas postingannya, saya sangat terbantu

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus